MARXISME SEBAGAI METODE - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Senin, 19 Maret 2018

MARXISME SEBAGAI METODE

Kumpulan MateriValiditas Marxisme sebagai metode untuk memahami dunia merupakan kelanjutan langkah logika. Metode ini merupakan salah satu jalan yang dapat menghubungkan sejarah dengan berbagai diskusi secara cepat dan dengan realitas ilmuniasi yang didefinisikan oleh dunia di sekitar materi logika. Sejarah merupakan faktor kontinyu yang dikomposisikan secara alamiah melalui kehidupan manusia dan relasi sosial dari kehidupan manusia itu sendiri. Ekonomi menjadi dasar determinasi kelangsungan hidup, perubahan sejarah membutuhkan kelangsungan perubahan, dan sebaliknya juga benar. Masyarakat abad pertengahan terkomposisi ke dalam komunitas yang cukup kecil, di mana para budak dipekerjakan untuk orang-orang bangsawan dan kependetaan. Bahkan seperti dulu keetika para budah dipekerjakan secara kasar untuk keuntungan kelas-kelas atas. Hasilnya mereka bekerja-menjajakan produksi makanan dan payung-selanjutannya bekerja-menjanjikan produksi makanan dan payung-selanjutnya dapat diduga bahwa dunia mempertanyakannya dan gereja sedikit menjawab tentang kemungkinan keteraturan sosial. 

Berjuis tumbuh dan menentang kekuasaan aristokrasi feodal, mengubah hubungan sosial. Ketika negara-negara kapitalis datang dengna kekuatannya, hubungan produksi diubah secara drastis. Upah para buruh kerja mengalami peningkatan dari sebelumnya yang ditunjukkan oleh buruh tani yang sekarang behenti menggarap lahan. Mereka bekerja untuk kepitalis dalam sebuah sistem yang berbeda dengan sebelumnya. Dengan tidak pernah kembalinya lahan dengan sebelumnya. Dengan tidak pernah kembalinya lahan kepada mereka, orang-orang itu dipekerjakan selama 14-16 jam sehari dengan gaji yang tidak memadai untuk kelangsungan hidup mereka dan tidak ada ganti rugi sama sekali atas kerja yang dilaksanakannya. Jika petani atau budak dijamin hanya kebutuhan hidup minimum dan diberi hukuman kerja paksa, maka para pekerja yang mandiri tidak seperti itu. Apabila hubungan sosial dalam proses produksi kapitalis telah menciptakan berbagai divisi yang lebih besar diantara orang-orang dengan cara meningkatkan alienasi bagi mereka. 

Untuk melampaui sejarah ini, dengan menjelaskan pertentangan golongan-golongan yang terlibat di dalamnya , kita akan dapat melihat dengan jelas berbagai aspek kultural dari pengetahuan yang tidak dapat diamati secara universal abstrak. Sejarah adalah dialektika-eksistensi yang saling menguntungkan, kebalikannya yang dapat menciptkan berbagai kemungkinan (dan keperluan) mengenai perubahan. Penegasian ada di dalam kehidupan sekarang. Kapitalisme dapat dipahami dengan baik melalui cara –cara dialektis. Sistem ini merupakan suatu sistem yang bersifat represif bagi kelas para pekerja baru, tetapi itu juga membawa kebebasan untuk kaum borjuis yang sebelumnya tunduk kepada aristokrasi. Hal ini merupakan salah satu kontradiksi kapitalisme. Hal lainnya, kapitalisme menciptakan suatu kelas dalam berbagai pekerjaan dan mengeksploitasi. Perkembangan kelas itu mengikat para pekerja dalam sistem kapitalis untuk menghancurkan kelas borjuis. 

Sebaliknya, hubungan yang bersiat timbal balik dapat ditemukan di dalam perilaku manusia sejak semula. Situasi keterikatan ganda (akan dibahas lebih lanjut dalam bab 6 mengenai “anti-psikiatri”) dengan menghadirkan kontradiksi-kontradiksi kehidupan, seperti halnya banyak aspek yang berhasil mempengaruhi perilaku manusia. Realisasi dari ketidakbebasan bagi orang yang diposisikan pada keterikatan ganda menjadi daya dorong terjadinya pemberontakan melawan kekuasaan. 

Kebutuhan seperti itu melihat Marxisme sebagai metode, bukan sebagai ilmu pengetahuan. Ketika Marx mengenggam alienasi dan eknomi politik, maka mengajari kita tentang bagaimana sebenarnya penyelidikan dalam berbagai aspek dunia. Kita seharusnya tidak mempercayai Marxisme terkodisikasi sebagai ilmu pengetahuan atau dogma. Kepentingannya adalah sebuah metode. Sebuah metode yang berlawanan dengan metode kebiasaan yang berusaha mendekati kenyataan, kebutuhan ini benar, sejak Marxisme sebagai sebuah metode merefleksikan penggulingan masyarakat berkelas. Marxisme memposisikan aktifitas kehidupan manusia, bahwa siapapun dapat mengubah dunianya. Akibatnya perhitungan mengenai sejarah kelas dan perjuangannya, menjadi kenyataan dialektika yang jernih. Singkatnya, tampaknya boleh jadi sulit untuk dipahami mengapa psikologi muncul di sekitar abad ini. Seorang penganut Marxisme menggunakan pendekatan yang memungkinkan seseorang untuk menyelidiki berbagai alasasn: bahwa kita boleh memulai dengan melibatkan psikologi sebagai manifestasi, dalam jumlah besar, termasuk teknologi dasar, tentang hubungan ekonomi kapitalis; kita boleh memahami peran psikiatri dan psikologi sebagai penengah dalam struktur kelas ekonomi dan struktur emosonal personal. Penyelesaian sengketa dengan menggunakan metode penengahan ini kemudian bisa diselidiki untuk menunjukkan secara lebih mendetail; sebagia contoh, teori kepribadian dalam psiologi telah menyajikan paket-paket yang rapi dalam hal pengembangan manusia (di mata para psikolog), dan pengembangan itu selalu bertentangan dengan perkiraan yang “abnormal”. Mengapa kategori abnormal dan normal itu ada? Sebab psikologi menggariskan secara singkat etika bagi warga negara yang berlaku dalam masyarakat borjuis. Begitulah kiranya misteri yang terjadi pada “ilmu pengetahuan” psikologi sebagai penindasan yang nyata dengan psikologi berfungsi sebagai kontrol sosial. 

Kesatuan prakterk dan teori dalam Marxisme sebenarnya menceritakan kepada kita mengapa negara kapitalis melakukan itu, melaksanakan kekutan undang-undang dan gagasan fungsi harianya. Kesatuan ini sama-sama menceritakan tentang rakyat jelata, perasaan mereka tertindas bukan khayalan, tapi refleksi mereka atas kebenaran penindasan setiap hari. Lebih lanjut, hal itu menceritakan kepada kita bagaimana pemberontakan kita bukan menyederhanakan abnormalitas atau fenomena keterasingan, akan tetapi sebagai kenyataan integral kita untuk menegaskan kemanusiaan kita. 

Sejarah dengan sendirinya telah berubah secara drastis sejak kemunculan Marx, tapi sejaarah bekerja mampu mengikut pola yang sama. Begitu pula metode tetap akan bermanfaat sepanjang kita tidak membiarkannya berada dalam stagnasi gagasan-gagaasn terdahulu dan tidak mengijinkan medel-model yang statis menguasai kita. Marxisme harus diselamatkan dari penafsiran vulgar, yang menghasilkan retorika kosong dan program-program mendasar yang tidak mengganti ekonomi kapitalis dengan ekonomi sosialis. Marxisme dapat menunjukkan kepada kita bahwa rakyat boleh tinggal dalam kehidupan mereka yang berbeda dan membebaskan jalan bagi mereka jika mencoba mengontrol kenyataan. Hal itu dapat menunjukkan kepada kita bahwa pembebasan bukanlah tujuan akhir akan tetapi suatu jalan hidup seperti semula. 

Bagaimana berikutnya ”Kesadaran dan Keterasingan dalam Marxisme”, menjelaskan kepada kita mengenai hubungan antara kondisi ekonomi dan kesadaran manusia, dan hal itu menunjukkan kepada kita, bagaimana dikatakan Jean-Paul Sartre Marxisme adalah “sejarah itu sendiri menjadi sadar dengan sendirinya”. 





Brown P. (2005). Psikologi marxis. Yogyakarta: Alenia. (Hal. 17-21)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer