GROUPTHINK: MENGALAH UNTUK KONFORMITAS - Kumpulan Materi
Breaking News
Loading...
Senin, 03 April 2017

GROUPTHINK: MENGALAH UNTUK KONFORMITAS

Kumpulan Materi Meskipun kita biasanya memikirkan konformitas dalam arti hubungan kita dengan orang lain, dalam beberapa kesempatan, tekanan konformitas dalam kelompok dapat menimbulkan efek yang membahayakan dengan konsekuensi jangka panjang. Sebagai contoh, perhatikan keyakinan NASA bahwa busa yang jatuh dan mengenai pesawat ulang-alik Coulumbia ketika akan diluncurkan pada tahun 2003 tidak akan berbahaya ketika tiba saatnya bagi Coulumbia untuk mendarat nantinya. Terlepas dari kesalahan beberapa insinyur, consensus terbentuk bahwa busa tersebut tidak berbahaya bagi pesawat ulang-alik tersebut. Pada akhirnya, terbukti bahwa consensus tersebut salah. Pesawat ulang-alik tersebut hancur berkeping-keping ketika berusaha untuk mendarat, dan membunuh semua astronaut yang ada di dalamnya (Schwartz & Wald, 2003).



Ketika meninjau hal-hal yang telah terjadi, keputusan NASA jelas salah. Bagaimana keputusan seperti ini bisa diambil?

Fenomena yang dikenal sebagai pemikiran kelompok dapat dapat memberikan penjelasan. Groupthink adalah tipe pemikiran yang anggota kelompok membagi motivasi yang kuat untuk mencapai consensus, sehingga mereka kehilangan kemampuan untuk mengevaluasi sudut pandang alternative secara kritis. Groupthink kemungkinan besar terjadi ketika seorang pemimpin yang popular dan kuat dikelilingi oleh orang-orang dari status yang lebih rendah-yang tidak hanya terlihat jelas pada kasus hampir seluruh presiden Amerika Serikat dan para penasehatnya, tetapi juga berlaku untuk berbagai organisasi lain (Janis 1997; Kowert,2002; Baron, 2005; Henningsen, Henningsen, & Eden, 2006).

Groupthink biasanya mendorong munculnya keputusan yang buruk. Kelompok membatasi daftar kemungkinan solusi hingga menjadi beberapa hal saja, dan mereka menghabiskan waktu yang relative singkat untuk mempertimbangkan setiap altenatif setelah sang pemimpin terlihat mendasarkan pada solusi tertentu. Sebagai tambahan, kelompok dapat terjatuh ke dalam jebakan, kondisi ketika komitmen terhadap sudut pandang atau tindakan ditingkatkan untuk menjustifikasi penghematan waktu dan energy yang telah dibuat (Weiss & Weiss, 2003; Turner, Pratkanis, & Struckman, 2007).

Terakhir, anggota kelompok dapat sepenuhnya mengabaikan informasi yang menentang consensus yang sedang berkembang. Karena sejarah penelitian menyebutkan bahwa banyak keputusan berbahaya mencerminkan groupthink, penting bagi kelompok untuk tetap terjaga (Kowert, 2002; Chapman, 2006; Packer, 2009).




Sumber: Sumber: Feldman S. Robert. 2011. Pengantar Psikologi, Jakarta: Salemba Humanika.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 
Toggle Footer